Pojok “Curhat” Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan Sebagai Sarana Penguatan Mental di Negara Asing

Authors

  • Nana Kariada Tri Martuti Biology Departemen, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
  • Ratna Dewi Kusumaningtyas Chemical Engineering Departemen, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31949/jb.v6i1.11282

Abstract

Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya diharapkan dapat terjamin pemenuhan haknya dalam ke seluruhan kegiatan sebelum bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial. Korea Selatan menjadi salah satu negara tujuan utama para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Karena dibandingkan dengan negara lain, Korea Selatan menawarkan lebih banyak pekerjaan di sektor formal. PUMITA (Persaudaraan Umat Muslim Indonesia Al-Fattah Busan), merupakan organisasi yang menaungi PMI di Korea Selatan, yang selanjutnya akan menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Permasalahan yang dihadapi mitra dapat dikelompokkan menjadi 2 aspek, yaitu: (1) Sebagai wadah teman cerita permasalahan PMI di Korea Selatan (2) Bantuan solusi permasalahan social PMI di Korea Selatan melalui “Pojok Curhat”. Adapun rincian dari target yang dihasilkan adalah sebagai berikut: (1) Menguatkan mental dan rasa percaya diri PMI, dalam menghadapi permasalahan social budaya sebagai pekerja migran di Korea Selatan dan (2) Teman berbagi pengalaman terkait kondisi PMI Indonseia di Korea Selatan dengan adanya pojok curhat bagi pekerja migran, dapat bekerja dengan lebih nyaman dan baik dengan persoalan yang akan ditangani secara bersama-sama. Hasil kegiatan pengabdian diperoleh bahwa, PMI di Busan tersebar di berbagai industri dan pelayaran/perikanan. Dalam menjalin silaturami antar PMI di Busan, Masjid menjadi salam satu sarana menjadi tempat pertemuan antar PMI. Disamping melakukan sholat Jumat atau perayaan hari besar, pertemuan di masjid menjadi sarana saling tukar pikiran dan pengalaman yang dialami masing-masing PMI. Para pekerja migran bercerita bahwa stres terbesar yaitu pada waktu pertama kali datang ke Korea Selatan, karena adanya perbedaan budaya, jauh dengan keluarga, serta adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi. Sehingga adanya pertemuan dengan sesama PMI, dapat meringankan beban dan menjadi sarana belajar bersama

Keywords:

PMI, Korea Selatan, curhat

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Abstract Views : 71
Downloads Count: 50

Published

2025-01-17

How to Cite

Martuti, N. K. T., & Kusumaningtyas, R. D. (2025). Pojok “Curhat” Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan Sebagai Sarana Penguatan Mental di Negara Asing. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 725–732. https://doi.org/10.31949/jb.v6i1.11282

Issue

Section

Articles